Welcome to Blog SSB Salfas Soccer

Selamat datang kami ucapkan di blog SSB Salfas Soccer. Kami berharap dengan hadirnya blog ini, dapat menjadi informasi bagi anggota Salfas, orangtua dan masyarakat yang ingin tahu tentang SSB Salfas Soccer

Sekali lagi kami mengucapkan selamat datang dan selamat berkunjung di blog kami.

Kamis, 07 Juli 2011

Selayang pandang dari Sosiolog

Selayang pandang dari Sosiologi Organisasi. Penulis bernama Nesya Noviyanti, yang sedang melakukan studinya strata 1 di Universitas Negeri Jakarta. 


Dalam kehidupan manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, itu artinya manusia saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain,  sehingga dapat munculnya kelompok sosial di masyarakat. Suatu kelompok atau group juga merupakan suatu masyarakat karena memiliki syarat-syaratnya, dengan adanya adat istiadat serta sistem norma yang mengatur interaksi itu, dengan adanya kontinuitas, serta dengan adanya rasa identitas yang mempersatukan semua anggota tadi. Namun, disamping ketiga ciri tadi, suatu kesatuan manusia yang disebut kelompok juga mempunyai ciri tambahan, yaitu organisasi dan sistem pemimpin, dan selalu tampak sebagai suatu kesatuan dari individu-individu pada masa-masa yang secara berulang dan yang kemudian dapat hilang. Disini terlihat memang organisasi muncul karena adanya kepentingan-kepentingan yang perlu dipenuhi oleh setiap individu secara berulang-ulang.

Kelompok sosial yang akan dibahas disini adalah kelompok dalam bentuk komunitas Sekolah Sepak Bola yang di namain Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer. Awal berdirinya Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer ini pada tanggal 4 april 2007 di Lapangan Sepak Bola Palapa yang berada di jalan Swasa Perumnas II Kota Tangerang, yang anggotanya terdiri dari anak-anak yang bertempat tinggal di sekitar lapangan palapa yang bermain bola dengan tanpa bimbingan seorang pelatih dan sarana latihan seadanya dan tidak mempunyai seragam latihan, dengan anak-anak yang hanya bermodal pakaian sepak bola seadanya dan dengan memakai sepatu bola serta ada pula yang memakai  sepatu sekolah dan bahkan ada yang  tidak memakai sepatu sama sekali, dari berbagai kelompok umur dan latar belakang ekonomi yang berbeda-beda pula.

Karena mereka begitu antusias untuk bermain bola walaupun dengan sarana seadanya, ini lah faktor penyebab munculnya Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer dengan seorang pelatih pertama sekaligus pemilik Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer dengan bekerjasama istrinya ia dengan gigih memberikan motivasi kepada anak-anak yang berminat di Bidang olahraga Sepak Bola ini. Langkah awal  dari seorang pelatih yang bernama Irwan Salam dan istrinya Yulia Nuryati dengan rutin mereka berdua datang ke Lapangan Sepak Bola Palapa setiap hari minggu dengan mengajari mereka beberapa teknik bola, dan akhirnya karena dari minggu ke minggu peminatnya begitu banyak. Bapak pelatih Irwan Salam beserta istrinya  mencoba mengorganisasikan mereka dengan membuat absensi dan membelikan seragam latihan, agar organisasi ini dikenal maka Bapak Irwan salam menamai  Sekolah Sepak Bola (SSB) tersebut dengan Salfas Soccer yang ia singkat dari nama ketiga anaknya yaitu Salsa, Fauzan, Salma dan Soccer  persamaan dari football.

Awal karir pelatih sepak bola yang sekaligus pemilik Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer ini adalah pada Tahun 1999 Mengikuti Kursus Pelatih Lisensi D  Nasional yang dilaksanakan oleh Komda PSSI Jawa Barat di Bandung, Tahun 2008 Mengikuti Kursus Pelatih Tingkat Nasional Lisensi C di Pengda PSSI Jawa Barat di Bandung, Melatih PS Batara Bank Tabungan Negara Cabang Tangerang dari tahun 2006 sampai sekarang,  Mendirikan dan Melatih di Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer hingga sekarang.

Permasalahan yang akan dibahas pada tulisan ini adalah bagaimana pengelolaan Sekolah Sepak Bola dalam menghadapi persaingan prestasi bakat dan minat anak-anak di bidang olahraga sepak bola tersebut? Dan bagaimana hubungan timbal balik di antara pelatih dengan anak didiknya?. Sesuai dengan teori kepemimpinan yang berkaitan dengan efektivitas suatu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menjalankan fungsi-fungsi manajerialnya, yang dipandang dari sudut teori jalan tujuan. Teori Jalan Tujuan adalah setiap pemipin menyadari bahwa salah satu alasan para bawahannya menggabungkan diri dengan organisasi ialah agar berbagai tujuan ribadinya tercapai, artinya dengan mengarahkan waktu, tenaga, dan pengetahuan keterampilannya ia akan memperoleh imbalan tertentu yang memungkinkan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuuhannya. Menurut teori ini para bawahannya tidak selalu mampu kepada mengidentifikasikan berbagai kebutuhan secara tepat, karena itu setiap pemimpin harus mampu  kepada bawahan untuk menunjukkan jalan yang tepat untuk mengantisipasinya kepada bawahan.

Pernyataan tersebut terlihat bahwa manajerial disini adalah pemilik Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer yang sekaligus pelatih sepak bola harus dapat mengelola Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer dengan memiliki hubungan timbal balik dengan anak-anak didiknya beserta orang tua agar terciptanya tujuan yang telah ditentukan, dan bakat dan minat prestasi dalam bidang olahraga sepak bola tersalurkan, dengan harapan anak-anak dapat memiliki keahlian olahraga sepak bola

Menurut  Ralf M. Stogdill dalam bukunya Hand Book of Leadership, A Survey of Theory and Research mendefinisan kepemimpinan manajerial sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas dari anggota kelompok. Ada tiga implikasi yang penting dari definisi diatas, pertama kepemimpinan harus melibatkan orang lain, bawahan, dan pengikut, kedua yaitu kepemimpinan melibatkan distribusi yang tidak merata dari kekuasaan diantara pemimpin dan anggota kelompok, ketiga yaitu selain secara sah dapat mengarahkan bawahan atau pengikut mereka, pemimpin juga mempunyai pengaruh. Adapun penjelasan diatas telah menjelaskan bahwa seorang pelatih harus dapat memberikan motivasi penuh kepada anak didiknya agar dapat meraih prestasi dalam bidang olahraga sepak bola.
Banyak gaya yang dewasa ini digunakan untuk menidentifikasikan tipe-tipe pemimpin. Salah satu tipologi yang umum dikenal ialah menyatakan bahwa para pejabat pimpinan pada dasarnya dikategorikan lime tipe, yaitu tipe otokratik, tipe paternalistik, tipe kharismatik, tipe laissez faire, tipe demokratik.

Menurut tipologi pemimpin yang diterapkan oleh pelatih Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer ini adalah tipe demokratik. Tipe demokratik adalah tipe kepemimpinan yang dipandang paling ideal. Meskipun tidaka ada jaminan bahwa organisasi akan berjalan mulus. Pada umumnya disadari bahwa ada biaya yang harus dipikul oleh organisasi dengan adanya kepemimpinan yang demokratik. Ciri pemimpin yang demokratik dalam hal pengambilan keputusan tercermin pada tindakkannya yang mengikutsertakan para bawahan dalam seluruh proses pengambilan keputusan. Pemeliharaan hubungan tipe demokratik biasanya memberikan penekanan kuat pada adanya hubungan yang serasi, dalam arti terpeliharanya keseimbangan antara hubungan formal dan informal. Seorang pemimpin yang demokratik cenderung memperlakukan cara bawahannya sebagai rekan kerja, juga menjaga keseimbangan antara orientasi penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional.

Hal tersebut, terlihat pada pelatih-pelatih Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer yang sekarang memiliki 7 orang pelatih, dengan tugas masing-masing untuk memberikan materi teknik latihan sepak bola dan membimbing prakteknya, sesuai dengan usia yang telah disepakati oleh pemilik Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer tersebut.

Review Teori

Teori kepemimpinan dalam teori jalan tujuan yang telah dibahas diatas juga teori jalur tujuan yang dikembangkan oleh Robert House menurutnya teori ini merupakan suatu model kemungkinan dari kepemimpinan yang menyuling unsur-unsur utama dari penelitian kepemimpinan Ohio mengenai struktur awal dan pertimbangan serta teori pengharapan dari motivasi. 

Hakikatnya teori jalur tujuan adalah bahwa merupakan tugas si pemimpin untuk membantu pengikutnya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberikan pengarahan yang perlu dan dukungan guna mematiskan tujuan mereka sesuai dengan sasaran keseluruhan dari kelompok atau organisasi istilah jalur tujuan diturunkan dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif membersihkan jalur untuk membantu pengikut mereka berangkat dari mana mereka berada menuju pencapaian tujuan kerja mereka dan melakukan perjalanan sepanjang jalur secara lebih mudah dengan mengurangi hambatan dan perangkap.

Disini juga menggunakan teori berdasarkan ciri-ciri, antara lain pengetahuan yang luas penting karena dalam menjalankan fungsinya seorang pemimpin dituntut memahami secara tepat bukan hanya berbagai segi kegiatandri organisasi yang dipimpinya, tetapi juga apa yang terjadi di sekeliling organisasi yang akan berdampak kuat terhadap organisasi yang bersangkutan, kemampuan bertumbuh dan berkembang, sifat yang inkuisitif yaitu sifat adanya rasa ingin tahu tentag segala sesuatu yang terjadi bukan hanya dalam lingkungan organisasi yang dipimpinnya tetapi disekelilingnya dan mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan tersebut, kemampuan analitik, daya ingat yang kuat, kapasitas integratif, keterampilan komunikasi yang efektif, keterampilan mendidik, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, kemampuan menentkan skala prioritas, kemampuan membedakan urgen dan yang penting, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, kesediaan menjadi pendengar yang baik, adaptabilitas, fleksibilitas, ketegasan, orientasi masa depan, sikap yang antisipatif. 

Refleksi Hubungan antara Organisasi dan Teori

Organisasi adalah strategi besar yang diciptakan untuk mengatur orang-orang yang bekerja bersama-sama. Organisasi menimbulkan hubungan yang dapat diperkirakan di antara orang-orang, teknologi, pekerjaan, dan sumber daya. Apabila orang-orang bergabung melakukan upaya bersama, maka harus ada oraganisasi untuk memperoleh hasil yang produktif. 
Sehingga organisasi Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer ini harus berusaha, untuk memberikan teknik-teknik dasar sepak bola kepada anak-anak didiknya dan melkukan praktek langsung di lapangan. Adapun struktur organisasi Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer sebagai berikut

Memang perlu adanya koordinasi antar pengurus dengan komunikasi yang intens, dalam kehidupan organisasi, para anggota organisasi tidak dapat dn memang tidak mugkin hidup teriolasi, baik dan rekan sekerjanya maupun ingkungannya. Tujuan yang hendak dicapai, strategi yang hendak dijalankan, keputusan yang yang harus dilaksanakan, rencana yang harus direalisasikan, program kerja yang harus diselenggarakan, kegiatan individu maupun antar satuan kerja. Dengan perkataan lain, para anggota organisasi mutlak  perlu berkomunikasi satu sama lain.  Dan perlu adanya visi misi yang hendak dicapai dalam organisasi Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer, yang antara lain sebagai berikut.

Tabel.1
Visi Misi Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer

No.
Visi dan Misi
Keterangan
1
Visi
“Membina Bakat SepakBola Anak-Anak, Menjalin Persaudaraan Antar Peserta dan Orang Tua, dan Menggapai Prestasi Setinggi Mungkin”
2
Misi
  1. Mengolah raga, mentalitas, dan Moralitas peserta.
  2. Membina bakat dan kemampuan anak didik dalam bidang sepakbola hingga dapat memperoleh manfaat yang diharapkan.
  3. Menerapkan metode pelatihan sepak bola yang baik
  4. Menerapkan managemen club yang transparan dan profesional
  5. Menjalin persaudaraan yang kokoh diantara anak didik dan orang tua.
  6. Meningkatkan prestasi kejuaraan di tingkat daerah, propinsi, hingga nasional.
  7. Menjaga dan mengangkat peserta didik yang berbakat dan berprestasi.

Sumber : Data Primer SSB Salfas Soccer, 2011

Tabel diatas menjelaskan bahwa visi dan misi Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer ini terlihat jelas tujuannya dan upaya-upaya yang dijalankan untuk meningkat prestasi olahraga anak dalam bidang olahraga sepak bola.

Di lihat dari pertumbuhan kelahiran Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer ini, mereka mendirikan Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer dari inspirasi Sekolah Sepak Bola yang lain yang sekarang marak didirikan, sebab cabang olahraga sepak bola ini banyak diminati oleh berbagai kalangan khususnya kaum laki-laki, dari usia anak-anak hingga dewasa, dan kompetisi pencarian bibit anak-anak berbakat saat ini banyak digelar, seperti kejuaran Danone, Kejuaraan Biskuat, dan masih banyak lagi. Kejuaraan tersebut disini anak dituntut untuk serius menggelutin dunia persepakbolaan.

Lalu jika di lihat dari sudut perkembangannya Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer ini, berkembangan secara kolaborasi atau dapat disebut juga kemitraan dan memiliki satu tujuan, seperti teori yang telah dikemukakan diatas, mengenai teori jalan tujuan. Dalam organisasi ini tidak terlihat adanya kemunduran yang signifikan, akan tetapi sebaiknya Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer ini berkembang begitu pesat seiring perkembangan dunia persepakbolaan di indonesia, awal mulanya dari Kompetisi Piala AFF yang digelar pada awal tahun 2011. Dampak dari kompetisi tersebut, banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya untuk Sekolah Sepak Bola, hingga kini awal jumlah siswa Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer hanya 160 orang anak menjadi kurang lebih 300 orang anak.

Kritik Teori

Jika dikaji dalam teori jalan tujuan dan berdasarkan ciri-ciri teori kepemimpinan  yang telah diterapkan oleh Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer ini, harus berjalan dengan seimbang sebab untuk mencapai tujuan diperlukan kepedulian yang tinggi antar pelatih dan anak didiknya untuk mencapai prestasi dalam bidang olahraga sepak bola ini. Karena kelemahan dari teori ini jika tidak adanya keteraturan dalam penerapan dalam organisasinya tidakan akan berjalan sesuai dengan harapan cita-cita yang telah ditentukan dalam visi dan misi Sekolah Sepak Bola Salfas Soccer.

Tidak ada komentar: